Sejumlah emiten yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dalam setahun terakhir tercatat telah merealisasikan atau menghabiskan dana segar yang diperoleh dari aksi korporasi tersebut,
Adapun lima emiten yang meraup dana paling jumbo pada gelaran IPO sepanjang 2023 adalah PT Amman Mineral International Tbk (AMMN), PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Merdeka Battery Materials TBk (MBMA), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
1. AMMN, Dana IPO Sudah Habis
Mengutip keterbukaan informasi perusahaan pada Senin (15/7/2024), untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2024, dana IPO telah direalisasikan Rp10,47 triliun, dari jumlah tersebut Rp250 miliar untuk biaya IPO.
Jumlah bersih Rp10,72 triliun direalisasikan untuk beberapa hal diantaranya penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri Rp 1,79 triliun. Kemudian, pelunasan utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara Rp 3,04 triliun, dan penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara Rp 5,63 triliun.
Sebagai catatan, Grup Salim merupakan pemegang saham tidak langsung dari AMMN melalui PT Sumber Gemilang persada (SGP). Emiten tambang terbesar RI, PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) listing di bursa pada 7 Juli 2023 lalu. Sudah sekitar melantai di bursa dengan dana yang berhasil diraup mencapai Rp10,72 triliun ternyata sudah habis.
2. NCKL Sudah Serap Dana IPO Rp7,95 T
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) tercatat telah merealisasikan dana IPO Sebesar Rp7,95 triliun hingga akhir Juni 2024. Dana yang tersisa dari dana yang diraup saat ini ada sebanyak Rp1,75 triliun.
Dari dana yang sudah terealisasi digunakan untuk beberapa hal, ada sebesar Rp825 miliar untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya, dan sebesar Rp893,28 miliar digunakan untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Dwimuria Investama Andalan. Kemudian Rp2,21 triliun digunakan untuk pembayaran seluruh utang kepada Oversea-Chinese Banking Corporation Limited (OCBC) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).
Selain itu, sebesar Rp130,74 miliar digunakan untuk pembayaran seluruh utang outstanding Fasilitas Term Loan 1 dan Fasilitas Term Loan 3 kepada OCBC NISP, serta sebesar Rp176,7 miliar dialokasikan untuk belanja modal.
Sementara itu, sebesar Rp3,31 triliun digunakan untuk setoran modal dan pinjaman kepada entitas asosiasi dan entitas anak, serta sebesar Rp393,4 miliar dialokasikan untuk modal kerja.
Sementara sisa dana Rp1,75 triliun ditempatkan sebagai giro di Bank Mandiri dengan tingkat bunga 6% per tahun.
3. PGEO Realisasikan Dana IPO Rp3,61 T
Menurut keterbukaan informasi perusahaan hingga akhir Juni 2023, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sudah merealisasikan dana IPO Rp3,61 triliun yang setara dengan 41,20% dari rencana penggunaan dana IPO sebesar Rp8,77 triliun.
Adapun dari dana tersebut, sudah digunakan untuk beberapa hal diantaranya Rp1,23 triliun untuk capex atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional perseroan saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology.
Kemudian untuk capex lagi terkhusus untuk investasi pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir untuk mendukung produksi, operasi, dan maintenance excellence, dana sudah direalisasikan 98,08% dari rencana atau sekitar Rp852,45 miliar dari total yang dianggarkan Rp869,16 miliar.
Sementara untuk pembayaran Sebagian facilities agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara perseroan dengan Mandated Lead Arrangers, kreditur sindikasi awal, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai facility agent sudah terealisasi seluruhnya sebesari Rp1,53 triliun.
Dari jumlah tersebut, lantas tersisa Rp5,15 triliun, yang akan disimpan di dua bank BUMN, yakni Bank BRI dalam deposito USD dengan nilai US$ 300 juta atau sekitar Rp4,91 triliun. Simpanan tersebut memiliki tingkat suku bunga 5,85% dengan jangka waktu penempatan kuartalan.
Kemudian, ditempatkan di bank BTN dalam deposito US$ senilai US$ 14,66 juta atau sekitar Rp240,39 miliar dalam penempatan kuartalan dengan suku bunga 5,75%.
4. MBMA Sudah Serap Rp8,07 T
PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) menurut keterbukaan informasi telah melaporkan penggunaan dana IPO sebesar Rp8,07 triliun dari total dana IPO yang diraih sebesar Rp8,93 triliun.
Alokasi penggunaan dana IPO terbesar MBMA adalah untuk pembayaran seluruh pokok utang yang timbul berdasarkan Perjanjian Fasilitas Berjangka US$300.000.000 atau setara Rp4,46 triliun yang telah dibayarkan seluruhnya kepada MDKA dan ING Bank N.V., cabang Singapura (ING Bank), masing-masing sebesar US$225.000.000 dan US$75.000.000, melalui ING Bank sebagai Agen.
Dana selanjutnya digunakan untuk ekspansi dengan pemberian modal ke anak usaha. Untuk MTI sebagai modal pembangunan proyek AIM yang dimulai pertengahan kedua tahun lalu, MBMA telah menyetor pertengahan kedua tahun 2023. MBMA telah menyetor dana Rp749,50 miliar dari rencana Rp804,13 miliar.
Kemudian pendanaan modal kerja ke ZHN yang digunakan untuk pembelian bahan baku utama, dan kebutuhan lainnya baru disalurkan sebesar Rp624,41 miliar dari rencana sebesar Rp625,43 miliar.
Anak usaha berikutnya, ada SCM, SIP, (HPAL 1A), ZHN untuk proyek pemasangan konversi nikel matte pada Smelter RKEF ZHN telah terealisasi seluruhnya Rp1,11 triliun.
Menurut pada proses, rencana aliran dana Rp536,08 miliar ke SCM akan digunakan untuk belanja modal dan modal kerja, sampai dengan Juni 2024, rencana tersebut sudah direalisasikan Rp401,72 miliar.
Masih ada beberapa rencana yang belum terealisasi seperti rencana pinjaman dana ke SIP untuk belanja modal pembangunan smelter HPAL, sehingga dana IPO juga masih tersisa Rp861,91 miliar.
5. BREN Sudah Habiskan Seluruh Dana IPO
Berikutnya, ada emiten terbesar di bursa yang terafiliasi dengan Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang diketahui telah merealisasikan dana IPO sebesar Rp3,08 triliun hingga 30 Juni 2024.
Setelah dikurangi dengan biaya IPO, dana yang diraup setelah berhasil melantai di bursa sudah tidak ada sisa lagi.
Rincian penggunaan dana IPO oleh BREN digunakan untuk beberapa hal, rinciannya sejak Mei lalu BREN sudah menggelontorkan Rp2,58 triliun kepada anak usahanya Star Energy Group Holdings Pte. Ltd (SEGHPL).
Kemudian sekitar Rp497,38 miliar telah digunakan oleh Barito Wind Energy (BWE) untuk pembayaran fasilitas tranche B dari Bank BNI senilai Rp453,06 miliar dan untuk kebutuhan umum korporat BWE senilai Rp44,32 miliar.