
Penulis buku Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali meramalkan kejatuhan pasar keuangan dalam waktu dekat. Tak jarang, prediksinya tepat sasaran.
Meski demikian, ada pula beberapa ramalannya yang tak terwujud. Hal ini terjadi seiring fluktuasi di pasar modal dan keuangan yang volatil.
Lantas, bagaimana sepak terjang prediksi Robert Kiyosaki secara historis? Berikut penjelasannya dikutip dari Economic Times:
Februari 2025: “Kejatuhan Pasar Saham Terbesar”
Kiyosaki memperkirakan bahwa Februari 2025 akan menjadi momen “kejatuhan pasar saham terbesar dalam sejarah.” Ia meyakini krisis ini akan memicu penjualan besar-besaran mobil, rumah, saham, dan obligasi.
Sebagai langkah antisipasi, ia menyarankan investasi di Bitcoin, emas, dan perak, yang menurutnya akan melonjak nilainya saat pasar tradisional runtuh. Ia bahkan mengatakan, “Bahkan satu Satoshi akan membuat Anda kaya, sementara jutaan orang kehilangan segalanya.”
April 2024: “AS Bangkrut, Beli Emas, Perak, Bitcoin”
Pada April 2024, Kiyosaki mengklaim bahwa ekonomi AS akan bangkrut akibat utang yang meningkat sebesar US$1 triliun setiap 90 hari. Ia memperingatkan bahwa kebangkrutan ini akan menghancurkan nilai dolar AS dalam jangka panjang.
Untuk melindungi diri dari krisis ini, ia kembali mendorong investasi di emas, perak, dan Bitcoin. Menurutnya, hanya aset-aset tersebut yang dapat menjaga nilai kekayaan seseorang di tengah ketidakstabilan ekonomi global.
Februari 2023: Depresi dan Lonjakan Harga Emas, Perak, Bitcoin
Kiyosaki memperingatkan akan terjadinya depresi ekonomi akibat kebijakan Federal Reserve yang terus mencetak uang secara berlebihan. Ia menyebut dolar AS sebagai “uang palsu” yang akan kehilangan nilainya.
Ia juga memprediksi harga emas naik ke US$5.000 per ons, perak ke US$500, dan Bitcoin mencapai US$500.000. Namun, hingga kini, realisasi prediksi tersebut masih jauh dari kenyataan.
September 2022: “Everything Crash” Akan Terjadi
Pada September 2022, Kiyosaki meramalkan kejatuhan menyeluruh yang ia sebut sebagai *everything crash*. Menurutnya, saham, obligasi, real estate, bahkan emas dan Bitcoin akan mengalami penurunan drastis.
Meskipun pasar tidak mengalami kehancuran seperti yang ia perkirakan, Kiyosaki tetap bersikeras bahwa gejolak ekonomi besar akan datang. Ia menegaskan bahwa setelah kehancuran itu, aset seperti Bitcoin akan melonjak nilainya.
September 2021: “Krisis Baru Saja Dimulai”
Pada September 2021, Kiyosaki mengklaim bahwa kejatuhan pasar saham telah dimulai dan baru memasuki tahap awal. Ia memperingatkan bahwa kondisi ini akan semakin memburuk dalam beberapa tahun ke depan.
Meskipun prediksi tersebut tidak terbukti, ia tetap menyarankan pengikutnya untuk menyimpan uang tunai. Ia juga menegaskan bahwa emas, perak, dan Bitcoin akan menjadi investasi yang lebih aman dibanding pasar saham.
April 2020: “Dana Pensiun Krisis Berikutnya”
Di tengah pandemi COVID-19, Kiyosaki memprediksi bahwa dana pensiun akan menjadi krisis keuangan berikutnya setelah kejatuhan pasar saham. Ia mengatakan bahwa sistem pensiun tidak akan mampu bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Ia menyarankan masyarakat untuk pensiun lebih awal dan memanfaatkan peluang investasi di tengah krisis. Namun, kenyataannya, pasar saham dengan cepat pulih setelah kejatuhan awal akibat pandemi.
Juli 2017: Prediksi Kejatuhan Properti
Pada Juli 2017, Kiyosaki memperingatkan bahwa pasar properti, terutama di California Selatan, akan segera runtuh. Ia menganggap harga rumah yang tinggi sebagai tanda bahwa gelembung properti akan pecah.
Namun, prediksi ini tidak menjadi kenyataan, karena pasar properti terus mengalami kenaikan harga selama beberapa tahun setelahnya.
September 2015: “Pasar Saham Akan Jatuh di 2016”
Pada September 2015, Kiyosaki menyatakan bahwa pasar saham akan jatuh pada 2016. Ia mengklaim telah memperkirakan kejatuhan ini sejak tahun 2002 dan memperingatkan pengikutnya untuk bersiap.
Namun, alih-alih mengalami krisis, pasar saham justru mengalami pertumbuhan yang kuat sepanjang 2016. Hal ini semakin memperkuat ketidaktepatan banyak prediksi Kiyosaki mengenai kejatuhan ekonomi.