Banyak platform pertukaran pesan yang berkembang selama beberapa tahun terakhir. Di antara nama-nama besar, juga terselip Onlyfans layanan berbasis pornografi yang juga menawarkan chat di dalamnya.
Onlyfans, berdiri sejak 2016, merupakan platform berlangganan yang bisa membuat pembuat konten dan pengikutnya memiliki ‘hubungan’. Mereka bisa saling mengirim pesan di dalam platform tersebut.
Biaya berlangganan OnlyFans sekitar US$4,99 (Rp 81.200) dan US$50 (Rp 814 ribu) per bulan. Chat juga bisa melipatgandakan pendapatan pembuat konten dengan meminta tip atau membujuk membeli film porno tambahan.
Berkembangnya Onlyfans juga ditandai menjamurnya agensi model dewasa untuk Onlyfans, yang makin berkembang saat pandemi menutup banyak negara beberapa tahun lalu.
Mereka akan bekerja berpura-pura menjadi bintang porno Onlyfans bertukar chat seksi dengan para pelanggan. Salah satu yang banyak melakukannya berasal dari Fillipina.
Negara tetangga Indonesia itu memiliki tenaga kerja murah untuk layanan pelanggan jarak jauh dan bertugas memenuhi kepuasan pelanggan yang berbeda.
Reuters dalam laporannya menuliskan mereka akan bertukar chat panas dengan beberapa akun sekaligus. Menurut para pekerja, bagian tersulit dari pekerjaannya adalah menuruti sebagian besar fetish seksual para pelanggannya.
Bayarannya luar biasa besar. Seorang pria yang berpura-pura jadi perempuan seksi model OnlyFans mendapatkan US$2.000 (Rp 32,5 juta) per bulan.
Namun ada juga yang mendapatkan lebih dari itu, hingga US$3.000 (Rp 49 juta) per bulan. Jauh lebih besar dari gaji bulanan di Fillipina yang sekitar US$330.
Bahkan ada pekerja yang bisa menghasilkan uang lebih dengan membuat skenario untuk para pekerja berpura-pura jadi model seksi. Sejumlah naskah dihargai sekitar US$9 (Rp 146 ribu).
Naskahnya dibuat berbeda berdasarkan kasus yang ada. Mulai dari wanita yang lebih tua, seks di dalam mobil, hingga fetish kaki.