Harganya Naik, Terus Konsumsi Cabai Orang RI Capai 600Rb Ton

Foto: (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Harga cabai rawit merah masih merangkak naik. Harga cabai dalam karena konsumsi cabai warga Indonesia melonjak drastis.

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga cabai rawit merah pada Jumat (2/8/2024) dibanderol Rp 76.850/kg, melesat 44,6% dalam sebulan.
Harga cabai juga melesat tajam bila dibandingkan Agustus 2023 yang ada di angka Rp 48.550/kg.

Cabai rawit bahkan masih menyumbang inflasi 0,09% saat Indeks Harga Konsumen (IHK) umum turun atau mengalami deflasi pada Juli 2024.

Harga cabai, baik cabai rawit ataupun merah keriting, sangat ditentukan oleh pasokan dan permintaan.
Harga cabai biasanya melonjak tajam karena persoalan pasokan, terutama saat musim hujan karena gangguan panen dan distribusi. Namun, harga cabai juga bisa melambung karena permintaan, terutama menjelang Hari Raya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan konsumsi cabai masyarakat Indonesia memang terus meningkat. Di sisi lain, produksi justru turun.

Penurunan produksi cabai rawit merah menjadi salah satu faktor utama di balik kenaikan harga ini. Berdasarkan data BPS, total produksi cabai rawit merah pada 2023 tercatat sebesar 1.506,76 ribu ton, menurun dibandingkan dengan produksi tahun 2022 yang mencapai 1.544,44 ribu ton.

Penurunan produksi ini sebagian besar disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrem dan perubahan iklim yang mempengaruhi hasil panen. Musim kemarau yang berkepanjangan serta fluktuasi curah hujan turut berkontribusi pada berkurangnya produktivitas tanaman cabai rawit.

Data tambahan dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa beberapa provinsi utama penghasil cabai rawit merah, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara, juga mengalami penurunan produksi akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.

Sebaliknya, konsumsi cabai rawit oleh rumah tangga di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Total konsumsi pada 2023 mencapai 610,85 ribu ton, naik 7,2% dari konsumsi 2022 yang sebesar 569,65 ribu ton. Dalam lima tahun terakhir, konsumsi cabai Indonesia bahkan melesat 15%.

Peningkatan konsumsi ini dipicu oleh tingginya permintaan di pasar domestik, didorong oleh popularitas cabai rawit sebagai bahan masakan dalam berbagai hidangan tradisional Indonesia.

Beberapa makanan yang menggunakan cabai rawit dalam jumlah besar adalah sambal penyetan, geprek, dan seblak.

Dengan produksi yang menurun dan permintaan yang terus meningkat, tekanan pada harga cabai rawit diperkirakan akan tetap tinggi dalam waktu dekat. Pengawasan terhadap kondisi cuaca dan penerapan teknologi pertanian yang lebih baik diharapkan dapat membantu menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan cabai rawit di pasar domestik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*