Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS (The Fed) mengumumkan untuk menurunkan suku bunganya pada dini hari.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,28% di angka Rp16.130/US$ pada hari ini, Kamis (19/12/2024). Selang empat menit sejak perdagangan dibuka, rupiah menyentuh level Rp16.200/US$.
Sementara DXY pada pukul 08:56 WIB naik tipis 0,01% di angka 108,04. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin (18/12/2024) yang berada di angka 108,03..
The Fed memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,25-4,50%, sesuai ekspektasi pasar. Akan tetapi di balik pemangkasan, bank sentral AS tersebut mengisyaratkan akan lebih hati-hati.
The Fed menunjukkan bahwa mereka mungkin hanya akan menurunkan dua kali lagi pada 2025. Ekspektasi tersebut tercermin dari dot plot terbaru November ini. Dot plot merupakan matriks ekspektasi dan pandangan suku bunga masa depan dari masing-masing anggota Federal Open Market Committee (FOMC).
Bahkan merujuk dot plot terbaru, dua pemotongan yang diekspektasikan pada 2025 ini hanya setengah dari target komite ketika plot tersebut terakhir diperbarui pada September dengan ekspektasi pemangkasan sebesar 100 bps pada 2025.
“Dengan langkah hari ini, kami telah menurunkan suku bunga sebesar satu poin persentase dari puncaknya, dan stance kebijakan kami kini jauh lebih longgar. Oleh karena itu, kami bisa lebih berhati-hati saat mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami.” ujar Chairman The Fed Jerome Powell di konferensi pers usai rapat.
Hal ini yang membuat DXY melambung tinggi dan rupiah tertekan.