Bukan Depok, Ini Ibu Kota Petir Dunia

Gambar handout yang diambil dan dirilis Badan Geologi Indonesia pada 18 Mei 2024 ini menunjukkan Gunung Ibu memuntahkan abu vulkanik seperti sambaran petir, terlihat dari pos pemantauan di Halmahera Barat, Maluku Utara. (Photo by Handout / INDONESIAN GEOLOGICAL AGENCY / AFP)

Kota Depok, Jawa barat disebut sebagai kota petir. Wilayah ini berada di pertengahan antara Bogor dan Jakarta, serta dekat dengan gunung, karena itu wilayahnya menjadi daerah transisi dan sering terjadi petir besar.

Meski demikian, Depok belum berstatus menjadi ibu kota petir dunia. Titel tersebut dimiliki oleh Danau Maracaibo di Venezuela, tepatnya di mulut sungai Catatumbo. Area ini memukau ilmuwan, peneliti, dan wisatawan.

Petir Catatumbo bukan sekadar badai biasa. Fenomena ini berlangsung 140 hingga 160 malam per tahun, selama sekitar 10 jam setiap malam, dengan intensitas hingga 280 kilatan per jam. Petir ini berasal dari awan badai yang terbentuk di atas pegunungan di sekitar danau dan sungai. Mekanismenya melibatkan angin lembab dari Karibia yang bertemu dengan angin dingin pegunungan, menciptakan konveksi intens yang memicu badai petir berulang.

Fenomena ini amatlah unik, karena bahkan bila dibandingkan dengan Afrika Tengah, frekuensi petir Catatumbo Venezuela masih lebih tinggi. Afrika tengah sendiiri terkenal dengan frekuensi petir yang tinggi. Khususnya di sekitar Danau Victoria dan daerah tropis lainnya.

Menurut SKYbrary, fenomena ini dipicu oleh nocturnal low-level jet (NLLJ) yang bergerak saat matahari terbenam, membawa udara lembab yang bertabrakan dengan pegunungan Andes, Perijá, dan Cordillera Mérida. Inilah yang memicu badai petir yang berulang sepanjang malam, hampir setiap malam dalam setahun.

Pada tahun 2010, fenomena ini pernah menghilang selama beberapa bulan karena kekeringan ekstrem, mengkhawatirkan bahwa fenomena ini bisa lenyap secara permanen. Namun, petir kembali muncul begitu kondisi normal, menunjukkan kepekaan terhadap perubahan iklim.

Selain itu, Petir Catatumbo terkenal karena memproduksi kilatan dalam awan yang terang. Area Danau Maracaibo mencatat sambaran petir tertinggi di dunia, dengan dampak signifikan terhadap lingkungan, termasuk gangguan pada bandara seperti Bandara Miguel Urdaneta Fernández. Cahaya petir yang dihasilkan juga membantu produksi alami ozon di atmosfer.

Dilansir dari BBC Global, “Relámpago del Catatumbo” terjadi karena pertemuan sempurna antara udara hangat dari Karibia dan udara dingin pegunungan. Kombinasi ini menciptakan kondisi ideal untuk pembentukan petir dalam skala besar, menjadikannya pemandangan luar biasa yang dapat dilihat hingga ratusan kilometer.

Dengan semua keunikannya, Petir Catatumbo menjadi contoh fenomena cuaca langka yang tidak hanya indah, tetapi juga penting untuk dipahami dalam konteks meteorologi dan dampak lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*