
Perjalanan investasi maupun trading dalam sepekan ini bukanlah menjadi perjalanan yang menyenangkan. Kaburnya dana asing mendorong penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nyaris 8% dalam sepekan. Beberapa investor maupun trader pun harus mencatatkan kinerja buruk pada kinerja portofolionya.
Pada penutupan perdagangan Jumat (28/2/2025), IHSG harus terjun 3,31% di level 6.270,6. Dalam sepekan IHSG telah mencatatkan penurunan sebesar 7,83%.
Dalam sepekan ini, CNBC Indonesia Research telah menganalisa 11 saham dari periode 21 hingga 27 Februari 2025, sayangnya kinerja pergerakan saham-saham tersebut dalam pekan ini tak sebaik seperti pekan sebelumnya.
Terpantau dari 11 saham yang telah di analisa CNBC Indonesia Research, 6 di antaranya harus mencatatkan penurunan dan 5 di antaranya berhasil mencatatkan kenaikan. Berbeda pada pekan lalu dari 13 saham analisa CNBC Indonesia Research, dimana 11 di antaranya mencatatkan kinerja saham positif.
Kurang baiknya performa saham pekan ini sejalan dengan anjloknya IHSG yang mencapai 7,83% dalam sepekan. Dimana dalam sepekan ini asing telah mencatatkan penjualan sebesar Rp14,98 triliun.
Pasar saham Indonesia saat ini ambruk yang disebabkan oleh tekanan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kapitalisasi pasar RI terjun Rp 1.279 triliun sepanjang bulan Februari 2025.
Mengutip data resmi Bursa Efek Indonesia, kapitalisasi pasar pada 3 Februari 2025 tercatat Rp 12.159 triliun. Namun, pada akhir pekan ini amblas menjadi sebesar Rp 10.880 triliun.
Penurunan dalam sehari ini menjadi yang paling parah sejak 5 Agustus 2024 dan menandai posisi terburuk lebih dari tiga tahun.
Sebagai informasi, Presiden Trump kembali mempertegas tabuhan genderang perang dagangnya dengan mengumumkan tarif baru terhadap Meksiko dan Kanada sebesar 25% akan mulai berlaku pada 4 Maret, sementara China akan dikenakan tambahan tarif 10% pada tanggal yang sama.
Keputusan ini memperkuat kebijakan proteksionisme ekonomi yang menjadi ciri khas pemerintahannya, sekaligus menambah ketidakpastian di pasar global.
Sebagai catatan, pada 4 Maret 2025 adalah pekan pertama di bulan Ramadhan sehingga kebijakan Trump ini diyakini berdampak besar terhadap pasar keuangan pekan tersebut.
Kebijakan tarif ini sebelumnya sempat ditangguhkan pada 3 Februari untuk jangka waktu satu bulan, yang menyebabkan kebingungan tentang apakah tarif akan kembali diberlakukan atau tidak setelah periode penundaan berakhir.
Dalam sebuah unggahan di Truth Social pada Kamis (27/2/2025), Trump memastikan bahwa tarif tersebut akan berjalan sesuai jadwal.
Dalam pernyataannya, Trump mengklaim bahwa perdagangan narkotika ilegal dari Meksiko dan Kanada ke AS masih berada pada tingkat yang sangat tinggi dan tidak dapat diterima, meskipun kedua negara telah berjanji untuk meningkatkan pengawasan di perbatasan mereka.
“Kami tidak bisa membiarkan ancaman ini terus merusak AS. Oleh karena itu, hingga masalah ini berhenti atau setidaknya sangat dibatasi, tarif yang dijadwalkan untuk diberlakukan pada 4 Maret akan tetap berlaku, seperti yang telah dijadwalkan sebelumnya,” tulis Trump, sebagaimana dikutip dari CNBC International.