Pasar saham Indonesia sedang kalang kabut tersulut kekhawatiran bahwa Amerika Serikat (AS) segera alami resesi. Amit-amit terjadi resesi, investor harus mencermati betul sejumlah emiten yang memiliki bisnis ekspor ke AS.
Jika AS benar-benar terjadi resesi, emiten-emiten ini yang akan kena dampak signifikan, sebab penjualan dan bisnis mereka bisa ambles. Berikut emiten-emiten yang memiliki bisnis utama ekspor ke AS:
PT Panca Mitra Multiperdana Tbk – PMMP
Emiten yang terafiliasi dengan anak presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, dominan ekspor udang ke Amerika Serikat.
Menurut laporan keuangan PMMP, kontribusi pendapatan dari ekspor ke AS mencapai 85% dari keseluruhan pada kuartal pertama 2024. Nilai ekspornya mencapai US$42,12 juta atau Rp682,41 miliar (kurs=Rp16.200/US$).
Diketahui PMMP memiliki usaha penjualan udang, paling banyak adalah jenis Vannamei. Pada kuartal pertama 2024, PMMP berhasil mengantongi penjualan US$49,61 juta atau Rp803,74 miliar.
PT Gajah Tunggal Tbk – GJTL
Amerika menjadi pasar terbesar untuk ekspor ban dari emiten yang sahamnya dimiliki oleh investor kawakan Lo Kheng Hong.
Hingga Juni 2024, penjualan ke Amerika tercatat Rp1,06 triliun atau 54% dari penjualan ekspor dan 12% dari keseluruhan penjualan. GJTL berhasil membukukan total penjualan Rp8,55 triliun sepanjang Januari-Juni 2024.
PT Integra Group Tbk – WOOD
WOOD adalah grup produsen kayu yang penjualannya condong ke luar negeri, di mana Amerika Serikat menjadi pangsa pasar utama.
Berdasarkan laporan tahunan perusahaan, ekspor ke Amerika Serikat berkontribusi terhadap 80,90% dari keseluruhan pendapatan yang diraih pada 2023,
Sisanya adalah Eropa 9,89%, Asia sebesar 3,78% dan lokal sebesar 5,43%.
WOOD
Resesi Amerika Serikat diyakini akan terjadi oleh para pelaku pasar terutama setelah rilis data-data ekonomi AS yang melemah tajam.
Data pasar tenaga kerja mengalami perlambatan tajam. Dimulai dari klaim pengangguran naik signifikan ke 249.000, melampaui ekspektasi yang proyeksi hanya naik 1000 ke 236.000 klaim.
AS pada Jumat kemarin mengumumkan tingkat pengangguran AS melonjak ke angka 4,3% pada Juli 2024 dari 4,1% pada Juni 20024. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2021 dan jauh di atas ekspektasi pasar yakni 4,1%.
Penambahan pekerja untuk non-farm payrolls juga hanya 114.000 pada Juli, jauh di bawah Juni yang tercatat 179.000 dan di bawah ekspektasi pasar yakni 175.000.
Data tenaga kerja AS yang melemah dengan cepat menambah kecemasan investor setelah sebelumnya sektor manufaktur AS juga melemah. Kondisi ini diperparah dengan laporan keuangan raksasa teknologi yang melemah.
Indeks PMI Manufaktur S&P Global AS ada di angka 49,6 pada Juli 2024 atau terendah sepanjang tahun ini. Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan dalam kondisi bisnis di sektor manufaktur AS.
Indeks PMI Jasa ISM di AS merosot ke 48,8 pada Juni 2024, penurunan tajam terbesar sejak April 2020. Indeks sentimen konsumen Universitas Michigan menjadi 66,4 pada Juli 2024, angka terendah dalam delapan bulan terakhir.