Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir merana pada akhir perdagangan Jumat (25/10/2024), setelah sempat menguat pada perdagangan sesi I hari ini.
IHSG ditutup terkoreksi 0,28% ke posisi 7.694,66. IHSG pun kembali terkoreksi ke level psikologis 7.600 tepatnya di 7.690-an, setelah selama enam hari beruntun bertahan di level psikologis 7.700.
Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 9,3 triliun dengan melibatkan 22,8 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 223 saham naik, 358 saham turun, dan 208 saham stagnan.
Terpantau hampir seluruh sektor berada di zona merah pada hari ini, kecuali sektor keuangan yang naik tipis 0,06%. Sektor teknologi menjadi penekan terbesar IHSG pada hari ini yakni mencapai 1,62%.
Sementara dari sisi saham, emiten perbankan himbara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), emiten energi baru terbarukan (EBT) konglomerasi Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi penekan terbesar IHSG pada hari ini yakni masing-masing 7,3, 4,8, dan 4,6 indeks poin.
IHSG merana di perdagangan akhir pekan ini lantaran pasar masih cenderung wait and see terhadap kebijakan Prabowo yang akan segera dilakukan.
Kemudian rilis kinerja keuangan emiten dalam negeri hingga data ekonomi Amerika Serikat (AS) juga akan menjadi sentimen pasar keuangan di akhir pekan.
Hingga kini, masih belum pasti kapan program-program dan kebijakan di Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo dijalankan, karena hingga Minggu akhir pekan ini, rangkaian pembekalan bagi menteri, wakil menteri, dan para pembantu presiden masih berjalan.
Investor juga menanti rilis kinerja keuangan emiten besar di kuartal III-2024. Sejauh ini, sudah ada dua emiten besar yang telah merilis kinerja keuangan pada kuartal III-2024, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Keduanya pun beragam dari sisi kinerja keuangannya.
Diharapkan, emiten-emiten besar yang akan merilis kinerja keuangannya pada kuartal III-2024 tumbuh sesuai ekspektasi pasar.
Dari AS, data menunjukkan bahwa Jumlah klaim pengangguran AS tercatat meningkat. Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis bahwa pengajuan klaim pengangguran turun sebanyak 15.000 menjadi 227.000 untuk minggu tanggal 19 Oktober. Jumlah tersebut lebih sedikit dari perkiraan analis sebanyak 241.000.
Pengajuan klaim mingguan untuk tunjangan pengangguran dianggap sebagai proksi untuk PHK di AS.
Klaim berkelanjutan, jumlah total warga Amerika yang menerima tunjangan pengangguran, naik sebanyak 28.000 menjadi 1,9 juta untuk minggu tanggal 12 Oktober. Angka tersebut merupakan jumlah tertinggi sejak 13 November 2021.
Peningkatan klaim berkelanjutan menunjukkan bahwa beberapa penerima tunjangan merasa lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan baru. Hal itu bisa berarti bahwa permintaan pekerja berkurang, bahkan saat ekonomi tetap kuat.
Adapun, tingkat pengangguran turun menjadi 4,1% pada bulan September dari 4,2% pada Agustus 2024. Kenaikannya dari 3,4% pada April 2023 menjadi 4,3% pada Juli tahun ini merupakan pemicu pemotongan suku bunga 50 basis poin yang luar biasa besar oleh bank sentral AS bulan lalu.
Pengurangan pertama dalam biaya pinjaman sejak 2020 menurunkan suku bunga kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) ke kisaran 4,75%-5,00%. The Fed menaikkan suku bunga sebesar 525 basis poin pada tahun 2022 dan 2023 untuk mengendalikan inflasi. Diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan.