Ini Perbedaan Imlek di RI dengan Seollal di Korea Selatan

Sejumlah warga keturunan Tionghoa melakasnakan ibadah sembahyang Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili di Wihara Amurva Bhumi, Jakarta, Sabtu (10/2/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili di Indonesia akan jatuh pada Rabu (29/1/2025) besok, di mana sistem penanggalan Imlek menggunakan kalender lunar-solar, yakni menggabungkan antara kalender Matahari dan Bulan.

Penggabungan kalender ini membuat perayaan Tahun Baru Imlek selalu jatuh di Januari-Februari dan jika di Januari, Imlek tidak dirayakan pada 1 Januari.

Hal ini karena tanggal satu di bulan pertama pada penanggalan kalender lunar dan kalender gregorius berbeda dengan kalender masehi.

Tahun baru untuk penanggalan kalender lunar tahun ini jatuh pada 29 Januari, menurut penanggalan kalender gregorius.

Meski begitu, penamaan Tahun Baru bagi umat Tionghoa di Indonesia dan umat utama di Korea Selatan berbeda. Jika di Indonesia dengan nama Imlek, sedangkan di Korea Selatan dengan nama Seollal.

Umumnya, hampir seluruh orang Korea Selatan merayakan Seollal, tetapi di Indonesia hanya warga keturunan Tionghoa saja yang merayakan Imlek.

Untuk menyambut hari raya besar tersebut, tentunya ada banyak tradisi dan persiapan yang harus disiapkan. Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara tradisi Seollal di Korea dan Imlek di Indonesia. Berikut ini perbedaannya:

1. Salam kepada Orang Tua

Korea Selatan dan Indonesia merupakan negara yang memiliki budaya untuk menghormati orang yang lebih tua. Khusus pada hari raya Seollal, anak-anak akan melakukan pemberian salam kepada orang tua. Salam tersebut dinamakan sebae.

Di Indonesia, anak-anak juga akan memberikan salam kepada orang tua dengan cara mengepalkan tangan di depan dada, sambil mengucapkan “kiong hi.” Salam dengan mengepalkan tangan di depan dada, dikenal sebagai pai, dan ucapan “kiong hi” memiliki arti selamat.

2. Hadiah yang Diberikan

Setelah mengucapkan salam, biasanya orang tua akan memberikan uang kepada anak-anak mereka. Di Korea Selatan, uang tersebut dikenal sengan nama sebaetdon yang biasa dimasukkan ke dalam kantong tradisional Korea yang bernama bokjumeoni.

Sedangkan di Indonesia uang tersebut dimasukkan ke dalam amplop berwarna merah yang disebut angpau.

3. Makanan Khusus

Biasanya orang Korea akan menyantap tteokguk sebagai hidangan utama, yaitu sup yang terbuat dari tteok (kue beras). Kuah dari supnya akan berwarna bening, yang memiliki makna agar dapat mengawali tahun baru dengan pikiran dan tubuh yang bersih.

Sementara di Indonesia, yusheng menjadi salah satu makanan yang biasa disantap saat Imlek. Selain itu, makanan dari olahan ikan, mi, pangsit, jeruk, kue keranjang, dan kue lapis legit juga menjadi beberapa hidangan yang identik dengan perayaan Imlek. Setiap makanan tersebut juga memiliki maknanya masing-masing.

4. Permainan dan Pertunjukan Tradisional

Yutnori dan yeonnalligi menjadi beberapa permainan tradisional Korea yang identik dimainkan saat Seollal. Yutnori adalah permainan serupa dengan ular tangga, di mana pemainnya harus menjalankan biduknya sampai akhir untuk menjadi pemenang. Dadu digantikan dengan 4 buah tongkat yang bernama yut. Sedangkan yeonnalligi adalah permainan layang-layang tradisional dari Korea.

Di Indonesia, tidak ada permainan tradisional tertentu yang identik dengan Imlek, tapi sebagai gantinya, ada pertunjukan yang menjadi ciri khas dari Imlek, yaitu barongsai.

Barongsai berasal dari kata barong yang merupakan tarian tradisional dari Bali dan sai adalah bahasa Hokkian dari singa.

Sesuai dengan namanya, barongsai memiliki bentuk seperti singa. Barongsai merupakan perwujudan dari akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia. Pada 2010, barongsai juga ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia.

5. Perayaan Bulan Purnama

15 hari setelah Seollal, warga Korea Selatan akan menyambut Jeongwol Daeboreum, yaitu perayaan bulan purnama.

Jika di Korea Selatan nama perayaan ini adalah Jeongwol Daeboreum, di Indonesia nama perayaan ini adalah Cap Go Meh, di mana cap go artinya 15, dan meh artinya malam, sehingga artinya adalah malam ke-15 setelah tahun baru.

Makanan yang identik dengan Jeongwol Daeboreum adalah ogokbap, yaitu nasi dengan lima jenis biji-bijian, sedangkan pada saat Cap Go Meh, makanan yang terkenal adalah lontong cap go meh, makanan yang dianggap sebagai asimilasi dari masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Jawa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*