Israel Bersumpah Balas Dendam ke Iran, Ini Opsi Serangannya

Foto Kolase Bendera Israel dan Iran. (Getty Images/iStockphoto/Oleksii Liskonih)

Rivalitas antara Israel dan Iran telah mencapai titik didih. Pada Selasa lalu, Negeri Para Mullah melancarkan serangan udara dengan ratusan roket yang menargetkan sejumlah situs di Negeri Zionis.

Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan serangan itu merupakan respons atas pembunuhan Hassan Nasrallah, kepala kelompok Hizbullah Lebanon, dan komandan IRGC, Abbas Nilforoushan minggu lalu di Beirut. Ini juga merupakan balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada bulan Juli.

Serangan ini pun ditanggapi keras oleh Tel Aviv. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Iran telah ‘membuat kesalahan besar’ dan ‘akan membayarnya’. Utusan Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan negara itu ‘akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi warga Israel’.

“Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya kepada masyarakat internasional, setiap musuh yang menyerang Israel harus menghadapi respons yang keras,” tulis Danon di media sosial.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan Israel ‘sepenuhnya siap untuk mempertahankan diri dan membalas’ serangan Iran, dan menekankan bahwa hal itu akan dilakukan ‘pada waktu yang tepat’.

Sejumlah analisis pun mulai meramalkan teknis serangan balik Israel ke Iran. Analisis pertama adalah dengan menargetkan instalasi militer Iran, terutama yang memproduksi rudal balistik seperti yang digunakan dalam serangan hari Selasa. Israel juga dapat menghancurkan sistem pertahanan udara dan fasilitas peluncur rudal Iran.

“Washington menuduh Teheran memasok rudal balistik jarak pendek ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina. Kedua negara membantah tuduhan tersebut. Para analis mengatakan bahwa hal itu akan dianggap sebagai tanggapan paling baik terhadap serangan Iran,” tulis media Inggris, Reuters, Jumat (4/10/2024).

Analisis kedua adalah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Diketahui, program nuklir Iran tersebar di banyak lokasi, hanya beberapa di antaranya yang dibangun di bawah tanah.

Namun, serangan besar terhadap infrastruktur nuklirnya kemungkinan akan menimbulkan konsekuensi serius, termasuk kemungkinan Iran akan segera membangun senjata nuklir. Washington telah mengatakan tidak akan mendukung tindakan Israel tersebut.

“Ada kemungkinan Israel dapat dapat menyerang fasilitas nuklir Iran. Namun ketika Israel melakukan sesuatu seperti itu, Tel Aviv menempatkan pimpinan Iran dalam posisi untuk melakukan sesuatu yang cukup dramatis sebagai tanggapan,” ucap Richard Hooker, seorang pensiunan perwira Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) yang bertugas di Dewan Keamanan Nasional AS.

Selain fasilitas militer dan nuklir, dugaan serangan yang muncul yakni terhadap industri perminyakan Iran, yang akan merugikan perekonomiannya. Serangan semacam itu dapat memicu Iran untuk menyerang fasilitas produksi minyak di Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab lainnya.

Hal itu kemudian dapat membuat harga bahan bakar, yang selalu menjadi isu utama kampanye AS, sebelum rakyat Amerika memilih presiden dan Kongres baru dalam pemilihan umum 5 November.

“Saya tidak yakin bahwa (kenaikan harga minyak dunia) akan menahan Israel,” kata David Des Roches, mantan pejabat Departemen Pertahanan AS.

Sementara itu, opsi serangan non militer juga terbuka lebar. Para analis mengatakan Israel juga dapat menggunakan kemampuan perang sibernya untuk menanggapi serangan Iran.

“Serangan pager massal Israel baru-baru ini terhadap Hizbullah di Lebanon mengalihkan perhatian pada Unit 8200 yang dirahasiakan, unit intelijen dan perang siber spesialis Pasukan Pertahanan Israel, yang menurut sumber keamanan Barat terlibat dalam perencanaan operasi tersebut,” tambah Reuters.

https://tgwinjob.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*