Indonesia akan memiliki Bahan Bakar Minyak (BBM) baru jenis diesel atau Solar dengan sulfur rendah pada 1 September 2024. Hal ini ditujukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, disertai dengan program subsidi tepat sasaran.
Namun, masih belum jelas apakah BBM diesel baru ini nantinya akan disubsidi pemerintah atau tidak. Namun yang pasti, saat ini pemerintah juga sudah memberikan subsidi pada produk BBM yang dijual PT Pertamina (Persero) yakni BBM Biosolar, sudah termasuk dengan campuran 30% fatty acid methyl esters (FAME) atau dikenal dengan biodiesel 30% (B30).
Saat ini harga BBM Solar subsidi atau Biosolar masih dibanderol sebesar Rp 6.800 per liter di SPBU Pertamina.
Harga jual tersebut ternyata masih jauh di bawah harga keekonomiannya. Harga Solar non subsidi, Dexlite misalnya, yang juga dijual Pertamina, kini sudah dibanderol Rp 14.550 per liter. Bahkan, untuk Pertamina Dex dibanderol Rp 15.100 per liter.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sendiri pernah membeberkan harga asli Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) atau Solar Subsidi. Arifin menyebut, harga asli BBM Solar subsidi itu sudah menembus Rp 12.000 per liter.
“Sampai dengan Mei 2024, dengan subsidi tetap minyak Solar sebesar Rp 1.000/liter, besarnya kompensasi yang dialokasikan sampai dengan bulan Mei 2024 adalah Rp 4.496/liter. Dalam RAPBN T.A. 2025, kami mengusulkan Subsidi Tetap untuk Minyak Solar sebesar Rp1.000 – Rp3.000 per liter,” kata Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, pada Juni 2024 lalu.
Harga asli BBM solar tersebut juga bisa terlihat dari harga berbagai jenis BBM Solar yang dijual oleh beberapa SPBU swasta lainnya di Indonesia.
SPBU Shell misalnya, Shell menjual produk Shell Diesel Extra seharga Rp14.860/liter (hanya di Jawa Timur) dan Shell V-power Nitro dengan harga Rp 14.930/liter (kecuali di Jawa Timur).
Ada pula SPBU BP-AKR yang menjual produk BP diesel seharga Rp 14.860/liter (hanya di Jawa Timur) dan produk BP Ultimate Diesel dengan harga Rp 15.320/liter (hanya di Jawa Timur).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan peluncuran BBM rendah sulfur dengan standar setara Euro 4.
Airlangga menyebutkan hal itu akan diterapkan seiring dengan rencana sosialisasi penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran yang akan dilakukan pada 1 September 2024 mendatang.
“Kalau (BBM standar) Euro 4 itu harus rendah sulfur, dan tanggalnya bukan tanggal 17 (Agustus),” ungkap Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, dikutip Jumat (19/7/2024).
“Iya (September), jadi saya minta untuk sosialisasi dulu. Tapi tidak ada pembatasan BBM, sosialisasi agar tepat sasaran,” bebernya.