Kondisi Likuiditas Valas BNI Masih Terjaga, Perlu Bukti?

Direktur Finance Bank Negara Indonesia (BNI), Novita Widya Anggraini dalam Press Conference Paparan Kinerja Semester 1 di Ballroom BNI, Jakarta, Kamis (22/8/2024). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Foto: Direktur Finance Bank Negara Indonesia (BNI), Novita Widya Anggraini dalam Press Conference Paparan Kinerja Semester 1 di Ballroom BNI, Jakarta, Kamis (22/8/2024). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menjaga kondisi likuiditas valuta asing (valas) dengan baik, sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh regulator, risk appetite maupun risk tolerance BNI.

Direktur Finance Novita Widya Anggraini mengatakan, likuiditas tersebut juga cukup untuk mendukung rencana ekspansi kredit valas yang dijalankan oleh BNI. Selain itu, BNI pun memang masih fokus untuk mendukung ekspansi kredit valas sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan.

“Instrumen valas jangka pendek yang diterbitkan Bank Indonesia, seperti sekuritas valas Bank Indonesia, tetap menjadi salah satu alternatif penempatan yang kami pertimbangkan. Keputusan untuk menggunakan instrumen ini akan selalu mempertimbangkan kondisi likuiditas dan juga kebutuhan operasional kami,” ungkap dia dalam acara Public Expose BNI di Jakarta, Kamis (22/8/2024).

Di samping itu, terkait tren likuiditas valas BNI ke depan, pihak BNI melihat outlook masih dapat terjaga dengan baik. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) masih menjadi prioritas BNI dalam pendanaan valas.

“Selain itu, BNI akan aktif melakukan inisiasi pendanaan jangka menengah sampai dengan jangka panjang yang berasal dari non- dana pihak ketiga, baik secara bilateral ataupun sindikasi loan, atau melalui instrumen capital market untuk menjaga sustainabilitas pertumbuhan bisnis bank,” kata dia.

Sementara itu, dari sisi DPK, BNI juga banyak mendapatkan potensi penempatan devisa hasil ekspor untuk nasabah-nasabah eksportir yang cukup signifikan dan sustain. Sebagai pengingat, pada April lalu, BNI berhasil menerbitkan global bond senilai US$ 500 juta dan ini mengalami oversubscribe ketika dipasarkan hingga 6,3 kali. Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan investor terhadap BNI.

“Dengan demikian, kami optimis likuiditas valas akan tetap stabil dan dapat terus mendukung pertumbuhan bisnis dan kebutuhan nasabah,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*