Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil dibuka berbalik arah ke zona hijau dan melesat hingga 1% pada awal perdagangan sesi I Selasa (6/8/2024), setelah kemarin ditutup ambruk lebih dari 3% karena memburuknya sentiment pasar global.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melesat 1,03% ke posisi 7.132,33. Selang delapan menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung terpangkas menjadi 0,79% ke 7.115,42. IHSG pun kembali menembus level psikologis 7.100.
IHSG cenderung rebound dan berhasil melesat hingga 1% di awal sesi I hari ini, setelah kemarin ditutup ambruk lebih dari 3%. Membaiknya bursa Asia-Pasifik pun membantu menopang IHSG pada pagi hari ini.
Bursa saham Jepang memimpin kenaikan, dengan lonjak 7,47% ke 33.906,89 setelah kemarin menjadi yang paling parah hingga melampaui Black Monday sejak 1987. Bahkan beberapa menit setelah pembukaan, Nikkei sempat terbang 10,21%.
Hang Seng Index (HSI) Hongkong dan Shanghai Composite Index (Shanghai) juga dalam zona positif, masing-masing menguat 0,83% dan 0,43% hingga pukul 08.45 WIB.
Tampaknya, kemarin investor cenderung panic selling karena bursa saham global berjatuhan, sehingga mempengaruhi pergerakan IHSG hingga sempat nyaris terkena trading halt atau penghentian sementara perdagangan. Namun pada akhirnya, IHSG mampu memangkas koreksinya meski di akhir perdagangan tetap ambruk lebih dari 3%.
Di lain sisi, investor cenderung mengalihkan sejenak perhatiannya ke dalam negeri, pasca rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin melaporkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II-2024 tumbuh 5,05% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari periode kuartal I-2024 yang mencapai 5,11%.
Sedangkan secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), PDB Tanah Air pada kuartal II-2024 tumbuh 3,79%, lebih baik dari kuartal I-2024 yang tumbuh negatif 0,83%.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini didorong oleh konsumsi masyarakat dan investasi.
“Komponen yang alami pertumbuhan positif yang berikan PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 54,53%,” kata Moh. Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, dalam rilis BPS, Senin (28/8/2024).
Pada kuartal II-2024 ini, konsumsi tumbuh 4,93%. Hal ini masih kuatnya permintaan dan daya beli masyarakat. Sementara itu, komponen pengeluaran yang tumbuh tertinggi adalah konsumsi lembaga pemerintah (LNPRT) yang tumbuh 9,98%.
Selain itu, konsumsi juga didorong oleh libur hari raya, Lebaran dan Idul Adha.
Meski sumber perekonomian terbesar, akan tetapi konsumsi rumah tangga sudah selama tiga kuartal terakhir di bawah 5%.
Tingginya konsumsi rumah tangga selama April-Juni 2024 dibantu oleh long weekend pada Mei dan Juni. BPS melihat adanya peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur tersebut.
“Ini terlihat dari peningkatan transportasi dan komunikasi serta restoran dan hotel,” terang Edy.