Ramai-Ramai Tanam Mangrove, Bukti BUMN Jaga Bumi

Suasana kawasan mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali, Jumat (17/5/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Perubahan iklim membuat kesadaran terhadap kelestarian lingkungan perlu ditingkatkan. Salah satu cara untuk mengendalikan dampak perubahan iklim adalah memaksimalkan peran tanaman mangrove.

Mangrove memberikan sejumlah manfaat, antara lain perlindungan pantai, keanekaragaman hayati yang tinggi, serta manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui ekowisata dan penetapan harga karbon.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, mangrove berperan sangat penting bagi Indonesia, mengingat manfaatnya bagi lingkungan dan masyarakat serta kemampuannya memperkuat ketahanan pesisir.

“Sebagai solusi berbasis alam, mangrove turut serta dalam mengendalikan perubahan iklim dengan berperan sebagai paru-paru dunia melalui penyerapan dan penyimpanan karbon biru (blue carbon),” ujar Erick Thohir beberapa waktu lalu.

Sebagai komitmen terhadap lingkungan, sejumlah BUMN pun berbondong-bondong melakukan kegiatan penanaman mangrove di berbagai daerah. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN.

Sebagai contoh, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sudah memulai program penanaman mangrove dan pelestarian keanekaragaman fauna di Kawasan Ekowisata Mangrove Cuku Nyinyi sejak 2021. Program ini ditujukan untuk mengatasi masalah lingkungan, sosial, dan ekonomi di Desa Sidodadi, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Hingga Juli 2024, PTBA telah melaksanakan kegiatan penanaman 30.000 bibit pohon mangrove di kawasan ini. Tidak hanya penanaman mangrove, PTBA juga membangun bank sampah dan reboisasi hulu Sidodadi di Tahura Wan Abdul Rahman. Upaya-upaya tadi diharapkan dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan menjaga kelestarian sumber air bersih.

Selain itu, PTBA juga mendorong kebijakan desa tentang perlindungan mangrove, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan.

Masih di daerah yang sama, BUMN pertambangan ini juga memiliki program peningkatan pendapatan masyarakat setempat melalui pembibitan mangrove, pembuatan batik dari limbah mangrove, serta kerajinan kerang.

Sementara itu, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo memiliki program TJSL berupa rehabilitasi mangrove. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung target pemerintah dalam Program Rehabilitasi Mangrove Nasional 2021-2024.

Pada periode 2021-2023, Pelindo Group bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan dipantau oleh Kementerian BUMN untuk melaksanakan kegiatan rehabilitasi mangrove. Kemudian kerja sama ini dilanjutkan dengan komitmen Pelindo yang dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama sebagai Program TJSL/CSR untuk periode 2024-2025.

Hasil dari pelaksanaan program ini berupa kontribusi restorasi lebih dari 625 hektare (Ha) lahan mangrove di seluruh Indonesia. Memasuki tahun 2024, Pelindo Group menargetkan untuk melakukan restorasi 295 Ha lahan mangrove. Selain melakukan penanaman dan penyulaman mangrove, Pelindo juga melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi penanaman melalui pengembangan Eco Eduwisata Mangrove dan pelatihan UMKM produk turunan mangrove.

Berikutnya, ada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang memiliki inisiatif pelestarian lingkungan untuk mendukung pengurangan emisi. Inisiatif ini diwujudkan melalui serangkaian program seperti konservasi mangrove, replantasi hutan lahan kritis, serta replantasi terumbu karang sebagai dukungan terhadap pencapaian Net-Zero Perusahaan

Telkom pun mampu meningkatkan jumlah carbon stock. Sejak tahun 2019, Telkom berhasil membantu pemulihan lebih dari 450 Ha lahan kritis, menciptakanan lebih dari 200 Ha konservasi lahan mangrove, dan penanaman lebih dari 4.000 bibit karang.

BUMN lainnya, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI memiliki Program BNI GoGreen yang merupakan bentuk kepedulian Perseroan atas permasalahan lingkungan hidup. Sebagai bagian dari perbankan nasional, BNI berkomitmen memberikan nilai tambah melalui berbagai Program Penghijauan yang dilakukan diantaranya adalah Proyek Regenerasi Hutan Mangrove di Teluk Pangpang, Desa Wringin Putih, Banyuwangi, Jawa Timur yang berupa penanaman +/- 165.000 pohon mangrove pada area 50 hektar.

Tidak hanya melakukan penanaman, BNI turut aktif dalam merawat pertumbuhan pohon mangrove bersama dengan warga setempat selama 3 tahun. Dampak dari proyek regenerasi hutan mangrove ini diantaranya adalah upaya mengatasi krisis iklim yang berdampak langsung kepada penghidupan nelayan/ masyarakat pesisir, menjaga ekosistem di daerah pesisir, meningkatkan kesejahteraan bagi +/- 500 orang nelayan/ masyarakat setempat yang terdampak melalui konservasi alam dan diversifikasi sumber-sumber pendapatan serta potensi serapan karbon.

BNI konsisten mendukung Program Penghijauan dalam beberapa tahun terakhir diantaranya adalah Program Rehabilitas Lahan Cijeruk di Desa Tajurhalang, Bogor berupa penanaman pohon buah dan pohon keras di area 50 hektar. Pengukuran dampak program ini dengan menggunakan metode Social Return On Investment (SROI) mendapatkan nilai 2,3. Dengan nilai ini, berarti untuk setiap investasi Rp 1,- memperoleh benefit sebesar Rp. 2,30 dan program telah memberikan benefit sebesar 230% dari investasi.

Lantas, secara keseluruhan program BNI Go Green untuk regenerasi hutan mangrove ini turut mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) BNI dari aspek operasional tahun 2028.

Sementara itu, sebagai first mover on sustainable banking di Indonesia, BRI juga turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui penanaman mangrove. Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan bahwa BRI secara konsisten mendukung pelestarian alam untuk menjaga pesisir pantai dari abrasi dan mengembalikan habitat hutan mangrove di Tanah Air.

Dukungan tersebut merupakan bagian dari komitmen BRI untuk mendukung upaya pemerintah mencapai target bebas emisi karbon pada 2060.

“Kami berharap, kegiatan penanaman mangrove yang telah dilakukan dapat memberikan manfaat bagi keberlanjutan dan kehidupan masyarakat. Selain itu, pelestarian tidak berhenti pada fase penanaman saja, tetapi juga memerlukan perawatan untuk hasil yang maksimal. Kami menitipkan kepada masyarakat untuk menjaga dan melestarikan tanaman tersebut,” ujar Catur.

Sejak 2023, Program BRI Menanam – Grow & Green telah berhasil menanam 42.800 bibit pohon, termasuk mangrove, cemara laut, dan tanaman produktif seperti durian, kopi, aren, pinus, dan pala.

Selain itu, program tersebut juga telah melakukan transplantasi 2.430 fragmen terumbu karang di beberapa pulau di Indonesia. Secara keseluruhan, program ini berpotensi menyerap sekitar 9.653,51 ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e) per tahun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*