Dalam sepekan ini, investor dibuat senang oleh kompaknya pergerakan positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bersama rupiah. Dalam sepekan, tercatat IHSG bergerak positif dengan melesat 2,41% di level 7.432,09 hingga perdagangan Jumat (16/8/2024).
Begitu juga dengan pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat 1,48% dalam sepekan di level Rp15.685/US$1 hingga perdagangan Jumat (16/8/2024).
Dalam sepekan ini, hasil rapat Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dan Nota Keuangan menjadi sentimen utama.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pengantar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 beserta Nota Keuangannya di hadapan Pimpinan dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), serta Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Gedung Nusantara, Jakarta, pada Jumat, 16 Agustus 2024. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya optimalisasi pendapatan negara, belanja yang berkualitas, serta pembiayaan yang inovatif sebagai fondasi utama RAPBN 2025.
Presiden Jokowi juga menjelaskan bahwa optimalisasi rasio perpajakan akan menjadi fokus utama pemerintah untuk memperkuat ruang fiskal. Langkah ini akan dilaksanakan dengan tetap menjaga iklim investasi yang kondusif, keberlanjutan dunia usaha, serta perlindungan terhadap daya beli masyarakat.
Presiden mengatakan bahwa belanja negara dalam RAPBN 2025 direncanakan sebesar Rp3.613,1 triliun, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.693,2 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp919,9 triliun.
Pekan depan, pergerakan IHSG dan rupiah akan kembali volatile, didukung oleh beberapa sentimen penting dalam sepekan ke depan.
Indonesia
Dari dalam negeri, pada hari Rabu (21/8/2024) terdapat beberapa rilis data ekonomi RI. Pertama, Bank Indonesia (BI) akan melaporkan pertumbuhan kredit perbankan periode Juli 2024. Sebelumnya, BI melaporkan kredit yang disalurkan oleh perbankan tumbuh 12,36% secara tahunan (yoy) per Juni 2024 atau kuartal II tahun ini. Hal ini didukung oleh kondisi likuiditas yang cukup.
Berlanjut, BI juga akan memutuskan suku bunga acuan atau BI Rate periode Agustus 2024. Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 16-17 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%. Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
Dan sebelum menutup akhir pekan, pada hari Jumat (23/8/2024), BI akan mengumumkan hasil uang beredar Juli 2024. Sebelumnya, BI mengumumkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (m2) pada Juni 2024 mencapai Rp9.026,2 triliun atau tumbuh sebesar 7,8% (yoy).
Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,6% (yoy). Tingginya pertumbuhan uang beredar didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,0% (yoy) dan uang kuasi sebesar 7,7% (yoy).
Amerika Serikat (AS)
Dari negeri Paman Sam akan dihiasai oleh pidato dari para pejabat The Federal Reverse (The Fed) dalam sepekan. Dan puncaknya akan ada risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Kamis (22/8/2024). Risalah tersebut memberikan wawasan terperinci mengenai sikap FOMC terhadap kebijakan moneter, untuk mendapatkan petunjuk mengenai hasil keputusan suku bunga di masa mendatang.
Masih dalam hari yang sama, akan terdapat data mingguan klaim pengangguran awal dan berkelanjutan AS.
Kemudian, berlanjut akan terdapat data PMI S&P Global AS periode Agustus 2024. Sebelumnya, PMI S&P Global AS direvisi lebih rendah menjadi 54,3 pada Juli 2024, dari estimasi awal 55 dan sedikit menurun dari 54,8 pada Juni.
Dan menjelang akhir pekan, pada hari Jumat (23/8/2024), akan terdapat pidato dari Ketua Dewan Gubernur The Fed, Jerome Powell.
China
Dari negeri tirai bambu, Bank Rakyat China (PBOC) akan mengumumkan suku bunga acuan pinjaman (LPR) satu tahun dan lima tahun pada Selasa (20/8/2024). Sebelumnya, China menurunkan acuan suku bunga pinjaman setelah pemangkasan suku bunga mengejutkan oleh PBOC. Suku bunga acuan pinjaman (LPR) satu tahun diturunkan sebesar 10 basis poin menjadi 3,35% dari 3,45% sebelumnya, sementara LPR lima tahun dikurangi dengan margin yang sama menjadi 3,85% dari 3,95%.
Sebagian besar pinjaman baru dan yang beredar di China didasarkan pada LPR satu tahun, sementara suku bunga lima tahun memengaruhi harga hipotek.