Tiga Hari Koreksi, Harga Minyak Mentah Hari Ini Rebound

Foto: kotkoa / Freepik

Harga acuan minyak mentah dunia setelah tiga hari koreksi, pada perdagangan pagi ini, Selasa (6/8/2024) terpantau mulai berjuang rebound.

Melansir data Refintiiv pada akhir perdagangan kemarin, Senin (5/8/2024) harga minyak mentah jenis Brent terpantau koreksi 0,66% ke US$ 76,30 per barel. Sementara untuk jenis WTI koreksi lebih dalam 0,79% menuju posisi US$ 72,94 per barel.

Koreksi harga minyak mentah sudah terjadi selama tiga hari beruntun dan menyentuh ke level terendah sejak awal tahun.

Kemerosotan pasar ekuitas global saat ini akibat ancaman resesi AS telah memicu likuidasi jangka panjang terhadap aset-aset berisiko dan melemahkan harga energi.

Selain itu, aksi jual S&P 500 ke level terendah dalam 3 bulan hari ini melemahkan kepercayaan terhadap prospek ekonomi dan permintaan energi.

Meski begitu, penyusutan harga minyak ini masih di batasi dengan prospek pemangkasan suku bunga AS yang membuat indeks dolar (DXY) tetap berada dijalur melandai.

Selain itu, kekhawatiran mengenai eskalasi konflik di Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan minyak mentah juga mendukung harga minyak mentah setelah Iran mengancam akan melakukan pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas di Teheran pekan lalu.

Pada hari ini, Selasa (6/8/2024) hingga pukul 07.15 WIB harga minyak mentah terpantau sedang berjuang rebound. Jenis Brent menguat 1,45% ke US$ 77,41 per barel, sedangkan jenis WTI naik 1,67% ke US$ 74,16 per barel

Harga minyak mentah mulai pulih dari level terburuknya saat ini juga dipengaruhi oleh berkurangnya produksi minyak mentah dari Libya setelah ladang minyak Sharara, ladang minyak terbesar di Libya, menghentikan produksi minyak mentah akibat protes anti-pemerintah dan masalah keamanan. Perlu diketahui, ladang minyak Sharara berproduksi 270.000 barel per hari sebelum ditutup.

Harga minyak mentah juga mendapat dukungan dari konflik Hamas-Israel. Militer Israel terus melakukan operasi di Gaza, dan terdapat risiko bahwa perang akan meluas ke Hizbullah di Lebanon atau bahkan konflik langsung dengan Iran.

Organisasi negara-negara pengekspor minyak, OPEC+ juga meluncurkan rencana untuk memulihkan sebagian produksi minyak mentah di kuartal empat mendatang, yang memicu kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan minyak global.

Laporan EIA pada pekan lalu juga menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS pada tanggal 26 Juli berada -4,4% di bawah rata-rata musiman 5 tahun, persediaan bensin -3,3% di bawah rata-rata musiman 5 tahun, dan persediaan sulingan berada -6,6% di bawah rata-rata musiman 5 tahun. Produksi minyak mentah AS dalam pekan yang berakhir 26 Juli tidak berubah secara mingguan dan mencapai rekor tertinggi sebesar 13,3 juta barel per hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*